Thursday, December 12, 2019

Penjelasan Alur Resusitasi Neonatus LENGKAP

Bayi baru lahir tidak selalu menangis saat pertama kali dilahirkan. Apakah hal tersebut wajar atau bahkan sampai mengancam nyawa?

Kondisi tersebut bisa termasuk dalam kegawatdaruratan neonatus. Kegawatdaruratan neonatus adalah situasi yang membahayakan bayi sehingga diperlukan evaluasi dan manajemen yang tepat. Pertolongan cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk menghindari kerusakan yang lebih lanjut serta tidak mengganggu tumbuh kembang anak di kemudian hari. Seorang bayi dengan tanda bahaya merupakan masalah yang serius. Satu tanda bahaya yang tidak terdeteksi maka akan menimbulkan kegawatan pada masalah lainnya.

Penjelasan selengkapnya bisa dilihat di link ini https://youtu.be/bgWrw9igCgs

Ada beberapa tindakan yang perlu dilakukan guna menindaklanjuti jika ada tanda kegawat daruratan pada neonatus. Berikut adalah bagan penatalaksanaan kegawatdaruratan neonatus 

A. Pertama kali yang harus dilakukan adalah menilai bayi baru lahir. Penilaian dapat menentukan tindakan selanjutnya yang akan di berikan. Penilaian meliputi :

1. Apakah cukup bulan? Penilaian ini untuk membedakan antara bayi cukup bulan dengan bayi prematur. Karena bayi yang cukup bulan berbeda dengan bayi prematur.

2. Apakah amnion jernih? Jika amnion bersih berarti tidak bercampur dengan mekonium sehingga kemungkinan obstruksi jalan napas pada bayi kecil. Tetapi jika badan bayi kotor karena bercampur mekonium kemungkinan bayi telah menghisap mekonium yang menghambat jalan napas sehingga bayi kesulitan dalam bernapas. Suction diperlukan jika ada sesuatu yang menghambat jalan napas

2.  Apakah bayi menangis atau bernapas? Cek apakah ketika bayi dilahirkan menangis spontan atau tidak. Ketika bayi menangis pasti bayi tersebut bernapas. Jika tidak menangis cek pernapasan dengan melihat pergerakan perut dan dadanya. Apakah pola napasnya normal atau tidak ?

3. Apakah tonus otot baik? Tonus otot dapat dilihat ketika dilahirkan bayi tersebut terdapat kontraksi pada ototnya dapat diamati dari pergerakan tangan atau kaki. Kondisi bayi yang baik adalah ketika dilahirkan gerakannya aktif

4. Apakah warna kulit kemerahan? Warna kulit dapat menilai saturasi oksigen dalam tubuh bayi. Warna kemerahan berarti bayi cukup oksigen karena peredaran darahnya lancar diseluruh tubuh. Sedangkan jika kulit bayi ada sianosis pada ekstremitas maka di curigai aliran darah dan oksigen tidak ade kuat sampai ke perifer tubuh. Hal yang berbahaya jika terdapat sianosis pada daerah mulut karena menunjukkan pada bayi tersebut ada permasalahan pada jantung

B. Setelah langkah pertama selesai dinilai lanjut pada langkah selanjutnya yaitu 

1. Jika bayi sehat lanjut pada perawatan rutin yaitu menghangatkan, membersihkan jalan napas, mengeringkan
2. Jika salah satu tadi pertanyaan diatas tidak maka lanjut ke bagan dibawahnya

a. Menghangatkan
Bayi di letakkan pada tempat yang hangat biasanya pada infant warmer yang bertujuan untuk mencegah hipotermi pada bayi

b. Posisikan
Mengatur posisi bayi dapat membuat jalan napas bayi terbuka agar dapat bernapas dengan maksimal. Cara memposisikan bayi terlentang dengan memberi bantalan pada bahu bayi sehingga posisi jalan napas terbuka. Namun yang harus diperhatikan adalah jangan terlalu memberikan bantalan yang terlalu tinggi karena akan menutup jalan napas bayi

c.Membersihkan jalan napas
Jalan napas  bayi harus dalam keadaan yang adekuat berarti tidak ada sesuatu yang menghambat jalan napas. Jika terdapat sumbatan pada jalan napas misal tersumbat oleh mekonium atau cairan lainnya harus segera di bebaskan. Suction digunakan untuk membebaskan jalan napas bayi dari sumbatan.

d. Keringkan, Rangsang taktil dan reposisi 
Tubuh bayi dikeringkan dengan menggunakan kain kering atau handuk. Ganti kain yang basah dengan kain yang kering. Sembari mengeringkan, bisa juga dengan menggosok-gosok punggung bayi sebagai rangsangan taktil. Selain menggososk-gosok punggung rangsang taktil juga dapat di stimulasi dengan menyentil dengan lembut di telapak kaki bayi. Setlah itu reposisi kembali pada posisi yang sudah dijelaskan di atas.

C. Setelah itu evaluasi 

1. Cek pernapasan bayi
Lihat pergerakan perut dan dada. Apakah ada gerakan naik turun atau ada tanda-tanda bayi bernapas. Bisa juga dengan menggunakan stetosop untuk mengetahui suara napas bayi

2. Frekuensi jantung
Hitung frekuensi jantung dalam 1 menit. Frekuensi jantung dapat dihitung  dengan menempelkan stetoskop di iktus cordis (Ics 4/5). 

3. Warna kulit
Lihat apakah warna kulit kemerahan atau ada sianosis. Sianosis  atau warna kebiruan dapat di lihat pada ekstremitas atas maupun bawah. Tetapi bisa juga di lihat dari bagian mulut jika pada bayi tersebut ada masalah pada jantungnya. Jika kemerahan artinya bayi tersebut tercukupi kebutuhan sirkulasi dan oksigenasinya.

D. Setelah itu jika frekuensi jantung kurang dari 100 atau bayi apnu (tidak bernapas) 
Berikan VTP (ventilasi tekanan positif) sebanyak 20-30x selama 30 detik. Jika sudah evaluasi kembali dengan mengevaluasi frekuensi jantung, pernafasan dan warna kulit. 

E.Jika bayi kekurangan oksigen yang ditandai dengan sianosis atau nilai saturasi oksigennya rendah. Maka pemberian VTP di tambah dengan bantuan oksigen 

F. Jika frekuensi jantung 60x lanjut pada step berikutnya yaitu dengan melakukan VTP dan kompresi dada. Perbandingan pemberian kompresi dan ventilasi adalah 3:1 selama 30 detik jadi selama 30 detik sebanyak 45 kompresi : 15 ventilasi.
Lokasi kompresi dada dapat ditentukan dengan menarik garis imajiner diantara 2 papila mamae di bawah garis tersebut atau di 2/3 sternum

G. Jika pemberian VTP dan kompresi dada hasil evaluasi frekuensi jantung masih di bawah 60x maka bayi tersebut diberi epinefrin untuk membantu jantung berdetak. Pemberian epinefrin bisa melalui IV atau selang ETT yang sudah terpasang sebelumnya. Setelah di berikan epinefrin lakukan kompresi dan ventilasi kembali kemudian evaluasi kembali

H. Jika hasil frekuensi jantung 60 x permenit, maka di lanjut dengan pemberian VTP sebanyak 20-30 x per 30 detik. Kemudian evaluasi kembali

I. Setelah bayi mulai bernapas dengan efektif dan frekuensi jantungnya lebih dari 100x maka bayi dilakukan perawatan setelah resusitasi

Ikuti alur dari bagan tersebut. Jika tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan maka rujuk bayi ke NICU.

Bagaimana ? mudah bukan mempelajari kegawatdaruratan neonatus ? acuan penatalaksanaan bisa melihat dari bagan yang sudah dijelaskan diatas. Evaluasi disetiap tindakan harus dilakukan untuk menilai apakah tindakan yang dilakukan efektif. Selain itu harus diperhatikan juga terkait kondisi bayi jika sudah menampakan keberhasilan dari resusitasi. 

No comments:

Post a Comment