Wednesday, November 13, 2019

Contoh Stategi Pelaksanaan SP 1 Isolasi Sosial beserta Teknik Komunikasi Lengkap


STATERGI PELAKSANAAN
ISOLASI SOSIAL
A.     TAHAP PRE INTERAKSI
1.      Proses Keperawatan
a.      Kondisi Klien:
Ny. F (30 tahun) dirawat di rumah sakit pelita dengan diagnosa medis epilepsi. Klien tampak menyendiri dan tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain. Ny. F mengatakan orang-orang menjauhinya karena penyakit yang dideritanya sehingga membuat Ny. F malu berinteraksi dengan orang lain. Keluarganya mengatakan bahwa sudah 5 hari klien mengurung diri di kamar setelah kejang-kejangnya kambuh di hadapan banyak orang.
b.      Diagnosa  Keperawatan:   Isolasi sosial
c.       Intervensi: Mengidentifikasi interaksi dan mengajarkan cara berkenalan

2.      Tujuan interaksi :
a.    Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b.   Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
c.    Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain.
d.   Klien dapat melaksanakan hubungan social berkenalan dengan satu orang.
e.    Klien dapat memasukkan latihan berhubungan dengan orang lain kedalam jadwal harian
f.     Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.

3.      Tindakan keperawatan.
a.  Membina hubungan saling percaya.
b.  Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
c.  Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
d.  Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
e.  Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f.  Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.

4.      Setting : Interaksi dilakukan di kamar pasien di ruang rawat inap rumah sakit.

5.      Alat/ bahan/media :
a.       Catatan harian
6.      Metode :
a.       Curah pendapat
b.      Diskusi
c.       Tanya jawab
B.       TAHAP ORIENTASI
1.      Salam terapeutik
P         : “Selamat pagi bu. Perkenalkan saya Ners indah. Masih ingat dengan saya bu ? Saya yang bertugas untuk merawat ibu pada pagi hari ini. Sebelumnya benar ya dengan bu Fahrun?”
K        : “Iya benar”
2.      Evaluasi/validasi
P          : “Bu Fahrun bagaimana kabarnya hari ini ?” (pertanyaan terbuka)
K         : “Saya merasa bosan ners”
P          : “Apa yang menyebabkan ibu merasa bosan ?” (eksplorasi)
K         : “Saya hanya menghabiskan waktu hanya duduk disini sendirian”
P        : “Apa ibu menghabiskan waktunya untuk menyendiri bu, tidak berinteraksi dengan orang lain yang ada di sini ?” (menyimpulkan)
K         : “Iya saya tidak mau berbicara dengan orang lain”
P     : “Hmm..begitu ya bu” (mendengar pasif). Tadi saya perhatikan juga ibu terlihat menyendiri.” (observasi) 
3.      Kontrak : topik/ tujuan, waktu dan tempat
P         : “Baiklah bu, bolehkan saya di sini untuk menemani ibu ? (menawarkan diri)
K        : (Mengangguk-anggukan kepala)
P        : Bagaimana jika kita berbincang-bincang tentang penyebab ibu menyendiri dan belajar cara berkenalan dengan orang lain bu, Tujuananya Agar ibu dengan saya dapat saling mengenal sekaligus ibu dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.(menawarkan informasi)   
K         :  (Mengangguk-anggukan kepala)
P          : “Waktunya sekitar 20 menit bu, bagaimana bu, apakah ibu bersedia”
K         : “Iya boleh “
P          : “Ibu ingin kita berbincang-bincang dimana bu ?”
K         : “Di sini saja ners”
P          : “Baiklah kita berbicang-bincang disini ya bu sekitar 20 menit”
C.      TAHAP KERJA
P          : “Selama dirawat di rumah sakit ini kira-kira apa yang ibu rasakan?” (pertanyaan terbuka)
K         : “Saya merasa kesepian sus. “
P          : “Mengapa ibu merasa kesepian disini ?” (eksplorasi)
K         : “Saya hanya sendirian disini. tidak ada orang lain yang mau menemani saya. Semua orang menghindari saya sejak saya menderita epilepsi ini.”
P          : “Ibu melakukan pengobatan epilepsi secara teratur bu ?” (pertanyaan tertutup)
K         : “Ya”
P         : “Bagus bu kalau begitu. Ibu tadi mengatakan merasa kesepian ya (mengulang), tetapi di ruangan ini ibu punya banyak teman (menghadirkan realita), apakah ibu pernah mengajak ngobrol ?” (klarifikasi)
K         : “Tidak.”
P          : “oh begitu ya bu, Ibu kalau di rumah paling dekat dengan siapa ?” (eksplorasi)
K         : “Ibu”
P          : “Kalau dirumah sakit ini ada yang dekat dengan ibu ?”
K         : “Tidak ada, saya juga tidak kenal dengan orang yang ada di ruangan ini.”
P       : “Apa yang menyebabkan ibu fahrun tidak mempunyai teman dan tidak mengobrol dengan teman-teman yang ada disini ?” (eksplorasi)
K         : “Saya ragu untuk bergaul dengan orang lain. Karena kebanyak orang menjauhi saya saat tahu saya menderita epilepsi. Jadi saya lebih suka menyendiri”
P         : “Sebenarnya menyendiri itu tidak apa-apa bu, asalkan tidak dalam jangka waktu yang lama. Tetapi lebih baik lagi kalau berinteraksi dengan yang lainnya” (asertif). “Menurut ibu berinteraksi dengan orang lain itu penting tidak ?”
K         : “Penting sih”
P          : “Penting ya bu. Ibu fahrun tahu tidak keuntungannya kalau kita berinteraksi dengan orang lain?”
K         : “Tahu, Ada teman yang diajak mengobrol biar tidak sepi”
P          : “Wah benar. Kemudian apa lagi ?(memberikan petunjuk umum)
K         : “Bisa saling menolong dan menghibur”
P        : “Iya bu betul sekali, ternyata ibu pandai ya. (memberikan penghargaan) Nah apa kerugian jika hanya menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain bu ? coba ibu sebutkan apa saja ?.” (eksplorasi)
K        : “Sendirian, kesepian, tidak ada teman untuk mengobrol, tidak ada yang menghibur dan cepat bosan jika hanya sendirian.”
P      : “Jadi lebih banyak keuntungan berinteraksi dengan orang lain atau kerugian jika menyendiri bu ?
K         : “Hhmm banyak ruginya”
P        : “Jadi banyak juga ruginya ya bu kalau kita hanya menyendiri. (menyimpulkan) Kalau begitu bagaimana jika kita latihan cara berkenalan dan bergaul dengan orang lain ?.”
K         : “Ya boleh(mengangguk-angguk)”
P          : “Apakah ibu sudah tau caranya berkenalan dengan orang ?
K         : “Ya Cuma sebutkan nama”
P         : “Iya sudah bentul bu salah satunya menyebutkan nama. Nah untuk berkenalan dengan orang lain caranya adalah yang pertama kita mengucapkan salam sambil berjabat tangan, terus bilang “perkenalkan nama lengkap, terus nama panggilan yang disukai. Saya contohkan dulu ya bu. “ selamat pagi, perkenalkan nama saya indah sari, senang dipanggil indah. Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya nama ibu siapa ? senangnya dipanggil apa? Begitu bu, apa ibu sudah paham ?” (menyediakan informasi)
K         : “Iya lumayan paham sus”
P       : “Bagaimana kalau kita bersama-sama mencoba mempraktekkan cara berkenalan bu (menawarkan kolaborasi), anggap saja saya belum kenal dengan ibu. coba ibu berkenalan dengan saya.”
K       : “Selamat pagi, perkenalkan saya fahrun ningsih senang dipanggil fahrun. Nama mbak siapa ? dan senangnya dipanggil apa ?”
P    : “Nama saya indah sari. Panggil saja saya indah. Waah hebat ternyata ibu bisa melakukannya dengan baik (memberikan penghargaan). setelah ibu berkenalan bisa dilanjutkan dengan mengobrol hal-hal yang menyenangkan misalnya tentang asal, hobi, keluarga, makanan dan lain-lain.”
D.      TAHAP TERMINASI
1.      Evaluasi subjektif
P          : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi ?” (pertanyaan terbuka)
K         : “Sudah lebih lega ners perasaanya, sudah merasa tidak kesepian lagi jika ada yang diajak ngobrol.”
2.      Evaluasi objektif
P          : “Coba ibu sebutkan kembali keuntungan jika ibu berinteraksi dengan orang lain.”
K    : “Ada teman untuk bercakap-cakap biar tidak sepi, Bisa saling menolong dan menghibur.”
P         : “Iya bagus bu. Sekarang cara berkenalan yang tadi diajarkan bisa ibu praktikkan lagi ?”
K        : “Selamat pagi, perkenalkan saya fahrun ningsih senang dipanggil fahrun. Nama mbak siapa ?.”
P          : “Nama saya indah. Ibu sudah paham betul ya. Bagus bu.”
3.        Rencana Tindak lanjut
P        : “Ibu dapat mencoba berkenalan dengan teman-teman ibu yang ada di ruangan ini. Nah bagaimana jika sekarang kita buat jadwal hariannya bu.”
K         : “Iya boleh”
P          : “Baiklah bu, ibu bisa tulis disini (mengarahkan buku catatan) ibu dapat mengisi di catatan jadwal harian ini ketika ibu berkenalan dengan orang lain. Jika ibu melakukanya secara mandiri maka ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga maka ibu tulis B, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. Seperti itu bu, apakah ibu paham ?.”
K         : “Iya paham ners. Kalau saya melakukan sendiri ditulis huruf m kan ?”
P          : “Iya betul sekali bu”

             4.    Kontrak yang akan datang
P          : “Tidak terasa kita berbincang-bincang sudah 20 menit ya bu, bagaimana jika besok saya kesini lagi bu untuk mengetahui perasaan ibu setelah mencoba berkenalan dengan orang lain dan melatih berinteraksi dengan banyak orang ?”
K         : “Iya ners boleh. Saya menjadi lebih baik jika sering dikunjungi oleh ners indah.”
P          : “Baiklah bu. Kira-kira besok bertemu jam berapa ya bu ?”
K         : “Mungkin jam 10an. Karena kalau pagi saya masih malas”
P          : “Untuk tempatnya sendiri ibu lebih suka kita berbincang-bincang dimana bu ?”
K         : “Di halaman depan saja, biar saya tidak bosan hanya dikamar terus”
P          : “Baik bu, besok kita bertemu lagi jam 10 dihalaman depan ya bu biar lebih segar karena anginnya sepoi-sepoi (senyum)”
P          : “Baiklah bu, kalau begitu berhubung pertemuan kali ini sudah selesai. Saya permisi dulu ya bu.”
K         : “Iya ners”

No comments:

Post a Comment