Masih
bingung membaca hasil EKG ? EKG itu mudah kok hanya perlu mengetahui karakteristik
gelombang EKG yang normal dan abnormal saja.
EKG
merupakan gambaran dari kelistrikan jantung. Kita dapat mengetahui adanya kelainan
pada aktivitas kelistrikan jantung dengan melihat gelombang jantung dari kertas
hasil rekaman EKG.
Sebelum
menginterpretasikan ekg kita harus mengetahui kertas ekg agar mudah untuk
membaca gelombang-gelombangnya.
Kertas
EKG
Terdiri dari Kotak kecil (1 mm) dan kotak besar (5 mm)
Terdiri dari Kotak kecil (1 mm) dan kotak besar (5 mm)
Garis
horizontal
Menunjukan
waktu,
1
kk = 0,04 dtk,
1
kb = 0,20 dtk.
Garis
vertical
Menggambarkan
voltage,
1
kk = 0,1 mv ,
1
kb =0,5 mv.
Langkah-langkah
menginterpretasikan EKG
1.
1. Tentukan Irama Jantung
1. Tentukan Irama Jantung
Irama
jantung dapat di lihat dari jarak antara R-R. Kita bisa menghitung kotak-kotak
yang ada di antara gelombang R tersebut dan membandingkannya dengan kotak di
antara gelombang R yang lainnya
a. Reguler,
jika jumlah kotak-kotak di antara R atau jarak antara R-R sama/teratur
Misal : jarak antara
R 4 KB dan jarak antara R lainnya 4 KB
juga maka iramanya reguler
b. Ireguler,
jika jumlah kotak-kotak di antara R atau jarak antara R-R berbeda/tidak teratur
Misal : jarak antara
R 6 KB dan jarak antara R lainnya 2 KB
maka iramanya ireguler
2. Tentukan
Frekuensi ( HR )
HR
(Heart Rate) dapat dihitung dengan cara melihat jumlah kotak-kotak di antara
gelombang R untuk irama reguler tetapi jika irama jantung ireguler maka harus
mengitung terlebih dahulu sejumlah 30 kotak besar atau 6 detik di kertas EKG,
biasanya untuk menghitung HR ireguler dapat melihat lead 2 tambahan yang
panjang berada di paling bawah kertas EKG Ada 2 cara untuk menghitung HR
a. Irama
Reguler
· 300/Jml kotak besar antara R – R
· 1500
/Jml kotak kecil antara R – R
b. Irama
Ireguler
· Jumlah
QRS (30 kotak besar atau 6 detik) x 10
HR
normal adalah 60-100 x/menit, jika <60 bradikardi dan >100 takikardi
3. 3. Tentukan
Nilai Gel P, Interval PR, Kompleks QRS, Gel Q, Segmen ST, Gel T dan Interval QT
a. Gelombang
P
gelombang P menunjukkan
depolarisasi atrium. Tujuan melihat gelombang P ini untuk mengetahui kelainan
pada atrium. Pada EKG gelombang P diukur dari awal P sampai akhir P
o
Normal
Tinggi : < 0,3 mvolt
(3mm/3kk)
Lebar : < 0,12 detik
(3mm/3kk)
Selalu positif di Lead
II
Selalu negatif di aVR
o
Abnormal
-
P pulmonal
Tinggi > 3 mm =
pembesaran atrium kanan.
-
P mitral
Lebar > 3 mm =
pembesaran atrium kiri.
b. Interval
PR
Interval ini
menunjukkan waktu yang dibutuhkan SA node untuk mendepolarisasi otot atrium. Interval
PR dapat melihat adanya kelainan konduksi pada jantung terutama di atrium. Interval
PR diukur dari Awal P sampai Awal QRS
o
Normal
Lebar = 0,12 - 0,20
detik (3-5 kk)
o
Abnormal
• Memanjang
> 0,20 detik= AV Block 1
• Memendek
= Sindrom Wolff Parkinson White
c. Kompleks
QRS
Kompleks QRS
menggambarkan depolarisasi otot ventrikel. Kompleks QRS terdiri dari gelombang
Q, Gelombang R dan gelombang S. Masing-masing gelombang tersebut memiliki ciri
chas tersendiri. Kompleks QRS dapat di ukur dari awal Q sampai Akhir S
o
Normal :
•
Lebar : 0,06 - 0,12 detik (1,5-3 kk)
•
Tinggi : Tergantung lead
o
Abnormal :
Lebar > 0,12 detik
(3 kk)
Lebar < 0,06 detik
(1,5 kk)
1. Gelombang
Q
o
Normal
• Lebar
: < 0,04 detik (1 kk)
• Dalam
: < 1/3 tinggi R
o
Abnormal (Q patologis)
• Lebar
> 0,04 (1 kk)
• Dalam
> 1/3 tinggi R
• Menunjukkan
infark
2. Gelombang
R
defleksi positif
pertama pada kompleks QRS. Gelombang R arahnya selalu ke atas dari V1-V6
ketinggiannya selalu meningkat.
3. Gelombang
S
defleksi negatif
sesudah gelombang R. Gelombang S arahnya selalu ke bawah dari v1-v6
kedalamannya semakin berkurang.
d. Segmen
ST
Segmen ST menunjukkan
akhir depolarisasi ventrikel sampai mulainya repolarisasi ventrikel. Segmen ini
diukur dari akhir kompleks QRS/akhir gelombang S sampai awal gelombang T.
o
Normal
Berada
di garis Isoelektris. Garis isoelektris dapat di buat dengan menarik garis
lurus dimulai dari bagian paling bawah gelombang P
o
Abnormal
• Elevasi/segmen
ST berada di atas garis isoelektris = Menunjukkan adanya infark
• Depresi/segmen
ST berada di atas garis isoelektris = Menunjukkan adanya iskemia
Untuk memastikan adanya tanda infark
dapat menggunakan Criteria GUSTO, 1993
• ≥ 0.1mV ST elevasi di dua atau lebih limb
leads
• ≥ 0.2 mV ST elevasi di dua atau lebih
precordial leads
e. Gelombang
T
o
Normal
< 1 MV (10mm/10kk) di lead dada
< 0,5 MV (5mm/5kk) di lead ekstrimitas
o
Abnormal
• T
Tall (Gelombang T tinggi > 10 kk)= Menunjukkan Hiperkalemi
• T
Inverted (Gelombang T terbalik)= Menunjukkan Iskemia
• T
Datar (Gelombang T berada di garis isoelektris) = Menunjukkan Hipokalemi
f. Interval
QT
Interval QT menunjukkan
waktu yang diperlukan untuk mendepolarisasi otot ventrikel sampai dengan
mengadakan repolarisasi kembali. Interval ini diukur dari awal komplek QRS atau
gelombang Q sampai akhir gelombang T.
o
Normal
Lebar
= 0,38 detik - 0,46 detik (9,5 – 11,5 kk)
o
Abnormal
-
Interval QT memanjang (Lebar > 11,5
kk) = menunjukkan hipokalsemia
-
Interval QT memendek (Lebar < 9,5 kk)
= menunjukkan takikardia dan hiperkalsemia.
4. Tentukan
Adakah Tanda Iskemia/Infark
Iskemia dan infark bisa
dilihat dengan mengamati segmen ST, gelombang Q dan gelombang T.
a. ST
Depresi menunjukkan iskemia sedangkan ST Elevasi menunjukkan Infark
b. Q
patologis menunjukkan infark
c. T-Inverted
menunjukkan iskemia
Biasanya ST depresi diikuti dengan
T-Inverted ketika terdapat iskemia. Sedangkan ST elevasi diikuti dengan Q
patologis ketika terdapat imfark
Teman-teman
juga bisa melihat bagian jantung mana yang mengalami iskemia atau infark dengan
melihat sadapan yang mengalami gangguan. lihat tabel di bawah ini untuk memastikan
bagian jantung yag terkena infark/iskemia dengan menyamakan dengan sadapan yang
terdapat ST depresi/Elevasi
SADAPAN
|
BAGIAN
JANTUNG
|
II,
III, Avf
|
Inferior
|
V1,
V2, V3
|
Anteroseptal
|
V1-V4
|
Anterior
|
V1-V6
|
Ekstensif
Anterior
|
I,
aVL, V5, V6
|
Anterolateral
|
I,
V6
|
Apikal
|
V7-
V9
|
Posterior
|
V3R,
V4R
|
Ventrikel
kanan
|
5. Tentukan
Axis Jantung
Axis jantung digunakan
untuk menentukan arah depolarisasi dari jantung. Nilai normal axis berkisar
antara -30° sampai +110°.
Cara menentukan axis
jantung yaitu melihat gelombang R dan S di lead 1 dan aVF.
•
Lead 1 = sumbu X (Tinggi gelombang R-Kedalaman gelombang S)
•
aVF = sumbu Y (Tinggi gelombang R-Kedalaman
gelombang S)
contoh :
Di lead 1 tinggi gelombang R adalah 10
kk, dan kedalaman S adalah 2 kk
Di aVF tinggi gelombang R adalah 8 kk,
dan kedalaman S adalah 3 kk
Jawab :
Teman-teman harus menentukan terlebih
dahulu sumbu x dan sumbu y jika ingin menggunakan cara membuat koordinat.
Caranya :
•
Sumbu X (Lead
1) = Tinggi R – Dalam S = 10-2 = +8
•
Sumbu Y (aVF)
= Tinggi R – Dalam S = 8-3 = +5
Setelah itu gambar di bidang koordinat dan tentukan
besar sudutnya. Koordinat di axis jantung ini bagian atas – dan bagian bawah +
berbeda dengan koordinat yang di matematika ya teman J . Jika sudutnya -300 sd +1100
masih termasuk normal. Apabila aksis jantung antara -30 s/d -90
derajat dinamakan left axis deviation (LAD), apabila +110 derajat s/d +180
derajat dinamakan Right axis deviation (RAD), apabila aksis jantung antara +180
derajat s/d +270 derajat atau -90 derajat s/d -180 derajat dinamakan extrem
axis.
Selain menentukan sudut di aksis
jantung, teman-teman juga bisa mencoba cara lain yaitu dengan menentukan + atau
– di Lead 1 dan AVF dengan cara tinggi R di kurangi dalam S dan tentukan apakah
hasilnya + atau – lalu lihat pada tabel di bawah ini
LEAD 1
|
AVF
|
AXIS
|
+
|
+
|
Normal
|
+
|
-
|
LAD
|
-
|
+
|
RAD
|
-
|
-
|
Extreme axis
|
Langkah-langkah menginterpretasikan EKG
di atas dapat di coba untuk memecahkan soal EKG. Nilai normal dan abnormal dari
masing-masing gelombang harus di perhatikan betul ketika ingin
menginterpretasikan EKG. Teman-teman bisa menggunakan patokan Kotak Kecil(KK)/Kotak
Besar(KB) untuk menentukan nilai normal dari tiap gelombang untuk lebih
memudahkan. Kadang teman-teman merasa kesulitan untuk membedakan macam-macam
gelombang EKG itu dapat di atasi dengan ketelitian ^-^
No comments:
Post a Comment