STATERGI PELAKSANAAN
ISOLASI SOSIAL
A.
TAHAP
PRE INTERAKSI
1.
Proses Keperawatan
a.
Kondisi Klien:
Ny. F (30 tahun) dirawat di rumah sakit
pelita dengan diagnosa medis epilepsi.
Klien tampak menyendiri dan tidak mau bercakap-cakap dengan orang
lain. Ny. F mengatakan orang-orang
menjauhinya karena penyakit yang dideritanya sehingga membuat Ny. F malu berinteraksi dengan orang lain. Keluarganya mengatakan bahwa sudah 5 hari klien mengurung diri di kamar
setelah kejang-kejangnya kambuh di hadapan banyak orang.
b. Diagnosa Keperawatan:
Isolasi sosial
c. Intervensi:
Mengidentifikasi
interaksi dan mengajarkan cara berkenalan
2. Tujuan interaksi :
a.
Klien dapat membina
hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
c. Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain.
d. Klien dapat melaksanakan hubungan social berkenalan dengan satu orang.
e. Klien dapat memasukkan latihan berhubungan dengan orang
lain kedalam jadwal harian
f. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.
3. Tindakan
keperawatan.
a. Membina hubungan saling
percaya.
b. Mengidentifikasi
penyebab isolasi sosial pasien.
c. Berdiskusi dengan
pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
d. Berdiskusi dengan
pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
e. Mengajarkan pasien cara
berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan
kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.
4.
Setting : Interaksi dilakukan di kamar pasien di ruang rawat
inap rumah sakit.
5.
Alat/
bahan/media :
a. Catatan
harian
6.
Metode
:
a. Curah
pendapat
b. Diskusi
c. Tanya
jawab
B.
TAHAP
ORIENTASI
1. Salam
terapeutik
P : “Selamat
pagi bu. Perkenalkan saya Ners indah. Masih ingat dengan saya bu ? Saya
yang bertugas untuk merawat ibu pada
pagi hari ini. Sebelumnya benar ya dengan bu Fahrun?”
K : “Iya
benar”
2. Evaluasi/validasi
P
: “Bu Fahrun bagaimana kabarnya hari
ini ?” (pertanyaan terbuka)
K
: “Saya merasa bosan ners”
P
: “Apa yang menyebabkan ibu
merasa bosan ?” (eksplorasi)
K : “Saya hanya menghabiskan waktu hanya
duduk disini sendirian”
P :
“Apa ibu menghabiskan waktunya untuk menyendiri bu, tidak berinteraksi dengan
orang lain yang ada di sini ?” (menyimpulkan)
K
: “Iya saya tidak mau berbicara
dengan orang lain”
P :
“Hmm..begitu ya bu” (mendengar pasif).
Tadi saya perhatikan juga ibu terlihat menyendiri.” (observasi)
3. Kontrak
: topik/
tujuan, waktu dan tempat
P
: “Baiklah bu, bolehkan saya di
sini untuk menemani ibu ? (menawarkan
diri)
K : (Mengangguk-anggukan kepala)
P : Bagaimana
jika kita berbincang-bincang tentang penyebab ibu menyendiri dan belajar cara
berkenalan dengan orang lain bu, Tujuananya Agar ibu
dengan saya dapat saling mengenal sekaligus ibu dapat mengetahui keuntungan
berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain.(menawarkan informasi)
K :
(Mengangguk-anggukan kepala)
P : “Waktunya sekitar 20 menit bu,
bagaimana bu, apakah ibu bersedia”
K : “Iya boleh “
P
: “Ibu ingin kita
berbincang-bincang dimana bu ?”
K
: “Di sini saja ners”
P
: “Baiklah kita berbicang-bincang
disini ya bu sekitar 20 menit”
C.
TAHAP
KERJA
P :
“Selama dirawat di rumah sakit ini kira-kira apa yang ibu rasakan?” (pertanyaan terbuka)
K :
“Saya merasa kesepian sus. “
P :
“Mengapa ibu merasa kesepian disini ?”
(eksplorasi)
K :
“Saya hanya sendirian disini. tidak ada orang lain yang mau menemani saya. Semua
orang menghindari saya sejak saya menderita epilepsi ini.”
P :
“Ibu melakukan pengobatan epilepsi secara teratur bu ?” (pertanyaan tertutup)
K :
“Ya”
P :
“Bagus bu kalau begitu. Ibu tadi mengatakan merasa kesepian ya (mengulang), tetapi di ruangan ini ibu
punya banyak teman (menghadirkan
realita), apakah ibu pernah mengajak ngobrol ?” (klarifikasi)
K :
“Tidak.”
P :
“oh begitu ya bu, Ibu kalau di rumah paling dekat dengan siapa ?” (eksplorasi)
K :
“Ibu”
P : “Kalau
dirumah sakit ini ada yang dekat dengan ibu ?”
K : “Tidak ada,
saya juga tidak kenal dengan orang yang ada di ruangan ini.”
P : “Apa yang
menyebabkan ibu fahrun tidak mempunyai teman dan tidak mengobrol dengan
teman-teman yang ada disini ?” (eksplorasi)
K : “Saya ragu untuk
bergaul dengan orang lain. Karena kebanyak orang menjauhi saya saat tahu saya
menderita epilepsi. Jadi saya lebih suka menyendiri”
P : “Sebenarnya menyendiri
itu tidak apa-apa bu, asalkan tidak dalam jangka waktu yang lama. Tetapi lebih
baik lagi kalau berinteraksi dengan yang lainnya” (asertif). “Menurut ibu berinteraksi dengan orang lain itu penting
tidak ?”
K : “Penting sih”
P : “Penting ya
bu. Ibu fahrun tahu tidak keuntungannya kalau kita berinteraksi dengan orang
lain?”
K : “Tahu, Ada teman yang diajak mengobrol biar tidak sepi”
P : “Wah benar. Kemudian apa lagi ?” (memberikan petunjuk umum)
K : “Bisa saling
menolong dan menghibur”
P : “Iya bu
betul sekali, ternyata ibu pandai ya. (memberikan
penghargaan) Nah apa kerugian jika hanya menyendiri dan tidak mau
berinteraksi dengan orang lain bu ? coba ibu sebutkan apa saja ?.” (eksplorasi)
K : “Sendirian,
kesepian, tidak ada teman untuk mengobrol, tidak ada yang menghibur dan cepat
bosan jika hanya sendirian.”
P : “Jadi lebih
banyak keuntungan berinteraksi dengan orang lain atau kerugian jika menyendiri
bu ?
K : “Hhmm banyak
ruginya”
P : “Jadi
banyak juga ruginya ya bu kalau kita hanya menyendiri. (menyimpulkan) Kalau begitu bagaimana jika kita latihan cara
berkenalan dan bergaul dengan orang lain ?.”
K :
“Ya boleh(mengangguk-angguk)”
P :
“Apakah ibu sudah tau caranya berkenalan dengan orang ?
K :
“Ya Cuma sebutkan nama”
P :
“Iya sudah bentul bu salah satunya menyebutkan nama. Nah untuk berkenalan dengan
orang lain caranya adalah yang pertama kita mengucapkan salam sambil berjabat
tangan, terus bilang “perkenalkan nama lengkap, terus nama panggilan yang
disukai. Saya contohkan dulu ya bu. “ selamat pagi, perkenalkan nama saya indah
sari, senang dipanggil indah. Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak
berkenalan. Contohnya nama ibu siapa ? senangnya dipanggil apa? Begitu bu, apa
ibu sudah paham ?” (menyediakan informasi)
K :
“Iya lumayan paham sus”
P :
“Bagaimana kalau kita bersama-sama mencoba mempraktekkan cara berkenalan bu (menawarkan kolaborasi), anggap saja
saya belum kenal dengan ibu. coba ibu berkenalan dengan saya.”
K :
“Selamat pagi, perkenalkan saya fahrun ningsih senang dipanggil fahrun. Nama
mbak siapa ? dan senangnya dipanggil apa ?”
P :
“Nama saya indah sari. Panggil saja saya indah. Waah hebat ternyata ibu bisa
melakukannya dengan baik (memberikan
penghargaan). setelah ibu berkenalan bisa dilanjutkan dengan mengobrol hal-hal
yang menyenangkan misalnya tentang asal, hobi, keluarga, makanan dan lain-lain.”
D.
TAHAP
TERMINASI
1. Evaluasi
subjektif
P : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita
berbincang-bincang tadi ?” (pertanyaan
terbuka)
K :
“Sudah lebih lega ners perasaanya, sudah merasa tidak kesepian lagi jika ada
yang diajak ngobrol.”
2. Evaluasi
objektif
P : “Coba
ibu sebutkan kembali keuntungan jika ibu berinteraksi dengan orang lain.”
K : “Ada teman untuk bercakap-cakap biar tidak sepi, Bisa saling menolong dan menghibur.”
P :
“Iya bagus bu. Sekarang cara berkenalan yang tadi diajarkan bisa ibu praktikkan
lagi ?”
K :
“Selamat pagi, perkenalkan saya fahrun ningsih senang dipanggil fahrun. Nama
mbak siapa ?.”
P :
“Nama saya indah. Ibu sudah paham betul ya. Bagus bu.”
3. Rencana
Tindak lanjut
P : “Ibu dapat
mencoba berkenalan dengan teman-teman ibu yang ada di ruangan ini. Nah bagaimana
jika sekarang kita buat jadwal hariannya bu.”
K : “Iya boleh”
P : “Baiklah
bu, ibu bisa tulis disini (mengarahkan buku catatan) ibu dapat mengisi di
catatan jadwal harian ini ketika ibu berkenalan dengan orang lain. Jika ibu melakukanya secara mandiri maka ibu menuliskan M,
jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga maka ibu tulis B,
Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. Seperti itu bu, apakah ibu paham
?.”
K :
“Iya paham ners. Kalau saya melakukan sendiri ditulis huruf m kan ?”
P :
“Iya betul sekali bu”
4. Kontrak
yang akan datang
P : “Tidak
terasa kita berbincang-bincang sudah 20 menit ya bu, bagaimana jika besok saya
kesini lagi bu untuk mengetahui perasaan ibu setelah mencoba berkenalan dengan
orang lain dan melatih berinteraksi dengan banyak orang ?”
K : “Iya ners
boleh. Saya menjadi lebih baik jika sering dikunjungi oleh ners indah.”
P : “Baiklah
bu. Kira-kira besok bertemu jam berapa ya bu ?”
K : “Mungkin jam
10an. Karena kalau pagi saya masih malas”
P : “Untuk
tempatnya sendiri ibu lebih suka kita berbincang-bincang dimana bu ?”
K : “Di halaman
depan saja, biar saya tidak bosan hanya dikamar terus”
P : “Baik bu, besok
kita bertemu lagi jam 10 dihalaman depan ya bu biar lebih segar karena anginnya
sepoi-sepoi (senyum)”
P : “Baiklah
bu, kalau begitu berhubung pertemuan kali ini sudah selesai. Saya permisi dulu
ya bu.”
K : “Iya ners”