Aplikasi Peran Perawat Gerontik pada Lansia dengan Insomnia di Panti Wredha
Contoh Kasus:
Seorang
lansia X dititipkan oleh keluarganya di panti wredha dalam kurun waktu 2 minggu.
Selama berada di panti wredha, lansia X terlihat sering terbangun di malam hari dan
merasa sulit untuk jatuh tertidur. Lansia X mengatakan merasa lelah dan letih
sepanjang hari dan merasa gelisah selama berada di panti.
Peran Perawat:
- Pemberi
Asuhan keperawatan
Perawat melakukan pengkajian penyebab insomnia yang di alami oleh lansia,
penyebabnya adalah lingkungan yang kurang nyaman dan kecemasan. Sehingga
perawat memberikan intervensi berupa terapi komplementer yaitu masase dan
aromaterapi. Masase yang diberikan untuk daerah kaki dan tangan dengan tujuan
untuk merilekskan tubuh dan pikiran yang dapat mengurangi stres dan dapat
memicu lepasnya endorfin yang akan membuat rasa nyaman. Sedangkan aromaterapi
yang diberikan yaitu lavender yang berguna untuk melemaskan kerja urat-urat
saraf dan otot-otot yang tegang. Menghirup aromaterapi lavender dapat
menciptakan keadaan bersantai atau rileks sehingga membantu mengobati insomnia.
Pemberian asuhan keperawatan tersebut
membantu lansia untuk meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi insomnia.
- Pendidik
Perawat memberikan informasi dan
pengetahuan mengenai insomnia dan akibatnya.
Selain itu perawat menjelaskan hal hal yang sebaiknya lansia lakukan untuk
mengurangi insomnia yang di alaminya. Edukasi
tersebut meliputi membuat tempat tidur yang nyaman dengan mengatur suhu dan
pencahayaan kamar, menjauhkan perangkat eletronik seperti HP, mematikan
TV,radio atau alat komunikasi lainnya ketika hendak tidur, membuat tubuh rileks
dengan melepaskan beban pikiran yang di alaminya. Informasi tersebut dapat di
implementasikan oleh lansia untuk mengatasi insomnia.
- Motivator
Perawat memberikan dukungan kepada
lansia untuk menjalani proses perawatan seperti antusias dalam menjalani intervensi yang dilakukan oleh perawat dan
mengimplementasikan informasi yang telah diberikan olh perawat karena hal ini
sangat berguna bagi dirinya sendiri.
- Advokasi
Perawat memberitahu kepada keluarga
untuk berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang nyaman untuk lansia
seperti tidak membuat kegaduhan di malam hari yang dapat mengganggu lansia
tidur. Lansia berhak untuk mendapatkan kualitas tidur baik yang
diciptakan oleh keluarganya di rumah.
- Konselor
Perawat membantu lansia untuk memilih
terapi komplementer yang akan dipilihnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
lansia dalam menjalani proses terapi yang berguna untuk mengatasi insomnia.
Perawat dapat memberikan pandangan positif dan negatif dari masing-masing
terapi yang disediakan agar lansia memiliki gambaran tentang proses terapi yang
akan dijalaninya.
- Peneliti
Perawat mengembangkan penelitian tentang intervensi masase sederhana yang dapat
dilakukan oleh lansia maupun keluarganya sendiri ketika lansia berada di rumah
sehingga perawat dapat menciptakan kemandirian pasien dan keluarganya. Masase
sederhana ini akan dikembangkan dengan mengikuti prinsip aturan masase yang
lebih di sederhanakan sehingga lebih mudah jika di aplikasikan oleh orang awam.
- Penemu
kasus
Perawat menemukan kecemasan yang dialami oleh lansia sehingga menjadi salah satu
penyebab lansia mengalami insomnia. Perawat melakukan
tes kecemasan dengan menggunakan instrument
HARS (Hamilton Rating Scale For Anxiety) dan ditemukan nilai kecemasan dengan
skor 25 yang berarti mengalami kecemasan sedang.
No comments:
Post a Comment